KH. Abdul Wahid Hasyim (1914 - 1953)

BERPRESTASI BESAR pada USIA MUDA

KH. ABDUL WAHID HASYIM
Lahir: 1 Juni 1914.
Wafat: 19 April 1953.
Pendidikan: Pesantren Tebuireng, Jombang;
Pesantren Siwalan, Panji, Sidoarjo; Pesantren
Lirboyo, Kediri; Mekkah Mukarramah.
Perjuangan/Pengabdian: Ketua Dep.
Ma’arif PBNU; Ketua MIAI; Ketua Masyumi;
Perintis berdirinya Hizbullah; Pendiri Sekolah
Tinggi Islam Jakarta; Kepala Jawatan Agama
Pusat (Shumubucho); Anggota termuda BPUPKI;
Penasehat Panglima Besar Jenderal Soedirman;
Ketua Umum PBNU; Menteri Agama.


PADA tanggal 22 Desember 1951, sebuah majalah yang terbit di Ibukota memuat artikel yang secara keras mengkritik para tokoh Islam. Penulisnya adalah Ma’mum Bingung. Dibawah judul tulisan “Umat Islam Indonesia Menunggu Ajalnya tetapi Pemimpin-Pemimpinnya Tidak Tahu”, Ma’mum Bingung menguraikan dua peristiwa yang dinilai mengandung isyarat penting.
Peristiwa pertama dalah adanya konperensi yang dihadiri para profesor Kristen se-Asia yang berlangsung di Priangan. Dan, kedua, peristiwa peletakan batu pertama pembangunan kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang dilakukan oleh Presiden (Rektor) Universitas Negeri itu, Prof. Dr. Sardjito. Dalam pertemuan para Profesor se-Asia, secara terbuka disampaikan rencana menjadikan Indonesia sebagai Negara Kristen. Sedangkan dalam kegiatan peletakan batu pertama kampus UGM, ada seorang tokoh yang mengusulkan sesuatu yang dinilai aneh. Karena kampus UGM terletak diantara Candi Borobudur dan Candi Prambanan, maka demikian usulnya, kelak ia harus bisa menjelmakan (reinkarnasi) kedua candi itu. (Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Kiai ini ada di Buku"MENAPAK JEJAK MENGENAL WATAK,Sekilas Biografi 26 Tokoh NU")

Comments :

0 comments to “KH. Abdul Wahid Hasyim (1914 - 1953)”

Posting Komentar

 

Album

KH. Saifuddin Zuhri memberi sambutan pada acara Harlah NU ke-40, tahun 1966...

Album

KH. Saifuddin memberikan gelar Doktor Honoris Causa Bidang Da'wah kepada Presiden RI Ir. Soekarno, pada tanggal 02 Desember 1964

bingkai foto

Album

KH. Saifuddin Zuhri (no. tiga dari kanan) bersama Delegasi Indonesia lainnya yang dipimpin oleh Presiden Soekarno, akan bertolak untuk menghadiri Konperensi Asia Afrika II di Aljazair, 26 Juni 1965